Komoditi Utama Ekspor Indonesia dan Komoditi Ekspor Alternatif

Komoditi Utama Ekspor Indonesia dan Komoditi Alternatif – Menurut data pada tahun 2011 telah terjadi pergeseran komoditi ekspor Indonesia, baik negara tujuan ekspor maupun jenis komoditi ekspor. Jika dulu yang mendominasi ekspor adalah barang minyak dan gas (migas), saat ini beralih ke barang non migas. Sekitar 80 % ekspor Indonesia adalah barang-barang non migas. Untuk negara tujuan ekspor juga berubah, jika pada awal tahun 2000 an sekitar 60% negara tujuan ekspor Indonesia didominasi negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, kini sekitar 70% berpindah ke negara berkembang, termasuk kawasan Asia yang sekarang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Berikut 10 negara tujuan ekspor Indonesia diurutkan berdasarkan nilai ekspornya saat ini :

Komoditi Ekspor Utama dan Unggulan Indonesia

  1. China
  2. Jepang
  3. Amerika Serikat
  4. India
  5. Singapura
  6. Malaysia
  7. Korea Selatan
  8. Thailand
  9. Taiwan
  10. Jerman

Untuk komoditi, Kementerian perdagangan menyebutkan, ada tujuh komoditas yang memiliki prospek ekspor tinggi pada 2011. Tujuh komoditas tersebut adalah :

  1. Tekstil dan produk tekstil (TPT)
  2. Alas kaki
  3. Otomotif
  4. Kertas
  5. Kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya
  6. Kakao olahan dan biji kakao
  7. Kopi

Selain tujuh Komoditi Utama Ekspor Indonesia tersebut, juga terdapat produk alternatif untuk diekspor. Yang dimaksud produk alternatif adalah produk – produk yang unik dan kreatif, berbeda dari produk konvensional yang biasa diekspor sebelumnya.

Yang termasuk produk alternatif untuk diekspor antara lain :

  1. Kerajinan Tangan (Handycraft)
  2. Tenun
  3. Rumput Laut
  4. Batik
  5. Bordir
  6. Lukisan Kreatif
  7. Kopi Luwak
  8. Dll

Untuk memasuki pasar ekspor produk-produk tersebut diperlukan usaha yang lebih karena perlu lebih mengenalkan produknya kepada buyer yang biasa membeli produk-produk konvensional. Tetapi untuk ekspor produk alternatif ini mempunyai keuntungan tersendiri yaitu tingkat persaingan yang belum tinggi karena pasarnya masih konstant.